Senin, 29 Maret 2010

Sekilas tentang tuak



Tuak merupakan minuman tradisional suku Batak, yang biasa diminum oleh masyarakat suku Batak dalam kehidupan sehari-hari. Tuak juga sering di pakai sebagai minuman dalam penyelenggaraan acara adat suku batak. tuak berasal Pohon enau atau aren (dinamai bagot dalam bahasa Batak Toba). setelah diproses, minuman ini dinamai tuak dalam masyarakat Batak Toba.

Saya akan coba menggambarkan bagaimana proses produksi tuak yang pernah saya perhatikan di Panei Tongah, Simalungun(kampung halaman saya). Orang yang berkerja untuk membuat tuak dipanggil penyadap tuak atau paragat (agat = semacam pisau yang dipakai waktu menyadap tuak). Setelah dipukul tandan berulang-ulang dengan alat dari kayu yang disebut balbal-balbal (dalam bahasa batak) selama beberapa minggu, baru dipotong mayangnya. Kemudian membungkus ujung tandan tersebut dengan obat (kapur sirih atau keladi yang ditumbuk) selama dua-tiga hari. Dengan prosedur ini barulah milai datang airnya dengan lancar. Seorang paragat menyadap tuak dua kali sehari, yaitu pagi dan sore. Tuak yang ditampung pagi hari dikumpulkan di rumah paragat. Setelah ujicoba rasanya, paragat memasukkan ke dalam bak tuak sejenis kulit kayu yang disebut raru supaya cocok rasanya dan alkoholnya. Raru inilah yang mengakibatkan peragian. Resep membuat tuak berbeda-beda sedikit demi sedikit tergantung para paragat. Resep masing-masing boleh dikatakan .rahasia perusahaan,. maka tidak tentu siapa pun bisa berhasil sebagai paragat. Paragat harus belajar dahulu cara kerjanya. Biasanya anak seorang paragat mengikuti orang tuanya untuk belajar rahasia.tersebut.

0 komentar: